I made this widget at MyFlashFetish.com.

Kamis, 04 Agustus 2011

Puisi – Jawaban dari Pos Terdepan

Karya Taufiq Ismail

(Kepada komandan lawan, setelah yang terakhir ini meminta
supaya pos diserahkan atau ditinggalkan).
Kami telah menerima surat Saudara
Dan sangat paham akan isinya
Tetapi tentang pasal penyerahan
Itu adalah suatu penghinaan

Konvoi sejam lamanya menderu
Di kota, api kavaleri
Memancar-mancar
Di rantai-rantai dan aspal
Angina meniup dalam panas dan abu
Abu baja, nyala menggeletar-geletar
Sepanjang suara

Kami yang bertahan di sini
Beberapa ratus meter jauhnya
Bukanlah serdadu-serdadu bayaran
Atau terpaksa berperang karena pemerintahan
Kebebasan manusia di atas buminya
Adalah penyebab hadir pasukan ini
Dan pasukan-pasukan lainnya
Impian akan harga kemerdekaan manusia

Mengumpulkan seorang tukang cukur, penanam-penanam sayur
Gembala-gembala, (semuanya buta huruf) kecuali dua anak SMT
dalam pasukan
di pos terdepan
Terik dan lengang di lading tak bertuan
Abu pelahan naik dari bumi
Bumi yang telah diungsikan
Guruh dari jauh, konvoi menderu
Suara penser dan tank-tank kecil
Mengacukan senjata-senjata baru.
Kami tidak punya battalion paratroop
Cadangan sulfa, apalagi Mustang dan lapis baja
Kami hanya memiliki karaben-karaben tua
Bukan bambu pedesaan, ujungnya diruncingkan
Pasukan ini tak berbicara dalam bahasa akademi militer
Tidak juga memiliki pengalaman perang dunia
Tetapi untuk kecintaan akan kebebasan manusia
Di atas buminya
Pasukan ini sudah menetapkan harganya

Sebentar lagi malam pun akan turun
Membawa kesepian ajal dalam gurun
Tidakkah engkau bisa menempatkan diri
sebentar, di tempat kami
Memikirkan bahwa ibumu tua diungsikan
Tersaruk-saruk berjalan kaki

Setelah rumah-rumah dikepung dibakari
setelah adik kandungmu ditembak mati?
Di seberang sini berjaga pengawalan
Tanpa gardu dan kemah, berbaju lusuh dalam semak
Dialah yang terdepan dengan sepucuk Lee & Field
Dialah huruf pertama dari republic

Tidak ada komentar:

Posting Komentar