I made this widget at MyFlashFetish.com.

Selasa, 01 Mei 2012

Keislaman Abu Dzar Al Ghifari

Abu Dzar Al Ghifari r.a. adalah salah seorang sahabat Nabi saw. Yang terkenal. Al kisah waktu pertama kali ia mendengar kabar tentang kenabian Muhammad saw. Ia telah mengirim saudaranya ke Mekah untuk memastikan berita itu. Kepada saudaranya ia berkata, Apabila ada orang yang mengaku telah dating wahyu kepadaku dari langit, maka selidikilah dirinya dan dengarkanlah dengan baik-baik, katanya. Saudaranya pun pergi ke Mekah, setelah menyelidiki keadaan di sana, ia kembali dan berkata kepada saudaranya, Saya telah melihat bahwa ia berakhlak mulia dan terpuji. Dan saya telah mendengar ucaoannya yang sangat indah, namun bukan ucapan syair atau ahli sihir. Abu Dzar merasa tidak puas atas berita saudaranya itu sehingga ia memutuskan untuk pergi sendiri ke Mekah. Setibanya di sana, ia langsung menuju Masjidil Haram. Saat itu ia belum mengenal wajah Nabi saw. dan ia menduga tidaklah aman baginya jika ia bertanya tentang nabi kepada orang-orang. Sampai petang ia berada di sekitar masjid. Saat itu juga lewat Ali r.a. Ia melihat seorang musafir miskin dan tidak tahu apa-apa terlantar di jalanan. Hatinya pun tersentuh untuk menolong dan memenuhi keperluannya. Lalu Ali r.a. mengajak musafir itu ke rumah dan dilayaninya dengan baik. Kemudian Ali r.a. pun berfikir, musafir yang terlantar ini pasti mempunyai maksud dan tujuan dating ke mari, tetapi ia belum mengutarakannya kepadaku. Hari berikutnya Ali r.a. memberanikan diri untuk bertanya kepada tamunya. Apa tujuanmu dating ke sini? Abu Dzar meminta agar Ali r.a. berjanji untuk menjawab setiap pertanyaannya dengan jujur, barulah ia menyampaikan maksudnya. Ali r.a. berkata, Sungguh beliau adalah utusan Allah. Jika aku pergi esok hari, maka ikutilah aku. Aku akan mengantarkanmu kepadanya. Akan tetapi, penentangnya sangat banyak dan sangat berbahaya jika mereka mengetahui hubungan kita. Keesokan paginya, Ali r.a. dan musafir tersebut tiba di rumah Nabi saw. dengan sembunyi-sembunyi. Mereka berbincang-bincang dengan Nabi saw. Pada saat itulah Abu Dzar r.a. masuk Islam. Nabi saw. sangat mencemaskan keadaan Abu Dzar kalau-kalau ada gangguan yang menimpa dirinya, beliau melarang Abu Dzar untuk jangan menunjukkan keislamannya di muka umum. Nabi saw. bersabda, Pulanglah ke kaummu dengan sembunyi-sembunyi dan boleh kembali ke sini jika kami mendapat kemenangan. Abu Dzar berkata, Demi Dzat yang nyawaku di tangan-Nya, aku akan mengucapkan kalimat tauhid ini di hadapan orang-orang yang tanpa iman itu. Lalu ia langsung pergi ke Masjidil Haram dan dengan suara lantang ia berteriak, asyhadu allailaha illallah waasyhau anna muhammadan rasulullah. Begitu ia selesai mengucapkan syahadat orang-orang menyerangnya dari empat penjuru sehingga tubuhnya banyak yang terluka, bahkan ia hampir saja menemui ajalnya. Akan tetapi, untunglah paman Nabi yang bernama Abbas r.a. yang ketika itu belum memeluk Islam telah menghalangi perbuatan kaumnya yang menyiksa Abu Dzar sambil berteriak, Kalian sungguh zalim, orang itu adalah orang Ghifar, kabilah ini tinggal di antara jalan menuju ke Syam. Jika ia mati, maka jalan pulang pergi ke Syam akan tertutup bagi kita. Akhirnya, mereka meninggalkan Abu Dzar. Pada hari kedua, Abu Dzar r.a. berbuat hal yang sama. Ia pergi ke Masjidil Haram dan berteriak mengucapkan kalimat tauhid di hadapan orang banyak sehingga orang-orang yang membenci ucapannya itu kembali memukulinya. Pada hari itu pun Abbas r.a. jualah yang mengingatkan kaumnya bahwa jika dia mati, maka perjalanan dagang mereka akan tertutup. Dan mereka pun kembali meninggalkannya. Sumber: Ust. A. Abdurrahman Ahmad, Fadhilah Amal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar