I made this widget at MyFlashFetish.com.

Senin, 05 September 2011

Ringkasan Danau Toba Suatu Senja

Di senja hari, Danau Toba terlihat biru dan tenang, tanpa ombak. Di atas air danau, beberapa elang terbang dan siap memangsa ikan yang lengah. Di tengah danau, terlihat beberapa nelayan yang sedang memasang jala untuk diambil dikemudian hari. Di tepi danau, terlihat anak-anak dan wanita yang sedang mencuci dan mandi. Beberapa diantara mereka siap pulang dengan membawa ember berisi air di atas kepala. Di atas perahu kecil yang bisaa disebut solu, terlihat Todo yang terbahak riang sehingga membuat solunya sedikit oleng. Umpannya dimakan ikan lagi dan ia berharap bukan ikan mujair lagi, karena Opungnya pernah berkata bahwa di danau itu terdapat ikan mas, ikan gabus, dan lele. Saat ikan mulai muncul ke permukaan air, Todo merasa kecewa karena ia pikir ikan yang ia dapat ikan mujair lagi. Tetapi setelah ikan sampai ke permukaan air, Todo melihat ikan yang ia dapat berwarna hitam sebelah seperti sudah dibakar, tetapi disisi lain masih mentah. Dibawanya pulang ikan ajaib itu dan meletakkannya di baskom yang telah diisi air oleh Opungnya. Sebelumnya ikan sudah setengah pingsan. Begitu di dalam air, ikan mengapung dan akhirnya bergerak lincah. Ikan yang ditemukan Todo itu dianggap bukan ikan bisaa oleh Opung. Opung mengatakan bahwa ikan tersebut milik penunggu danau. Opung menyuruh Todo mengembalikan ikan itu, tetapi Todo membantah. Opung tetap memaksa. Akhirnya Todo dan Opung pergi ke tengah danau, tempat Todo menemukan ikan itu, lalu mengembalikannya. Setelah ikan itu ditaruh di air, ikan itu langsung berenang ke bawah. Kemudian Opung menaruh beberapa lembar sirih, sambil memohon ampun pada penunggu danau. Setelah itu, Opung melarang Todo memancing lagi. Todo kesal sekali. Beberapa hari kemudian Todo tetap memancing ke danau. Awalnya Todo memancing di pinggir danau, tetapi lama tidak mendapatkan ikan, Todo semakin ke tengah. Todo sama sekali tidak merasa khawatir, karena ia pandai berenang. Lagi pula kalau dekat daratan, pasti bisa ketahuan Opung. Todo merasa tarikan pada pancingnya, Todo berpikir bahwa itu ikan segar. Solu Todo sedikit oleng. Tiba-tiba angin bertiup kencang, ombak besar bergulung-gulung mendekati solunya. Langit berubah menjadi hitam dan petir menyambar. Ombak menerjang, dan Todo tersentak lalu terlempar ke air. Todo berudaha berenang, tetapi ada yang menariknya ke bawah. Akhirnya, Todo samapi di pulau yang asing. Todo duduk di atas batu besar. Di tempat itu sangat sunyi, tetapi indah. Dari belakang, Patar menepuk pundaknya, dan mereka berbincang-bincang. Ternyata, Patar juga mengenal Opung. Tiba-tiba air menjadi ganas, ombak bergulung-gulung, angin putar bertiup kencang, bergerak mendekati tempat mereka duduk. Patar mengatakan kepada Todo, bahwa dia harus masuk ke pusaran air tersebut. Tetapi Todo tidak mau masuk ke pusaran air. Patar memberikan sebuah kalung kepada Todo dan memberi pesan mengenai kabarnya untuk disampaikan kepada Opung. Setelah itu, Patar mendorong Todo hingga masuk ke pusaran air. Tidak lama kemudian, kepala Todo menyembul ke permukaan danau. Akhirnya, Todo dan Kania pulang ke Medan. Di perjalanan, saat Kania sudah tidur, Todo mengingat kejadian yang lalu. Ternyata, Patar adalah anak sulung Opung. Kalung pemberian Patar tersebut menjadi perantara, untuk mengabarkan pada Opung, bahwa dia baik-baik saja. Opung menyimpan kesedihan yang dalam. Beberapa puluh tahun yang lalu, Patar sering menjala ikan, hingga ia mendapatkan ikan yang sama seperti yang diperoleh Todo. Saat ikan tersebut dibawa pulang, Opung menyuruhnya untuk mengembalikan ke danau karena ikan itu milik penunggu danau. Namun Patar membantah. Saat Patar menjala ikan ke danau lagi, Patar tidak pernah kembali ke daratan. Sesepuh desa bilang, Patar diambil penunggu danau karena telah lancang mengambil ikan miliknya. Dia yakin, bahwa yang terjadi padanya, bukan suatu kecelakaan. Sewaktu di sana, Todo hanya merasa suatu senja. Tetapi, ternyata lebih seminggudia dinyatakan dilang di danau Toba.

6 komentar: