I made this widget at MyFlashFetish.com.

Selasa, 06 Maret 2012

Wanita Sabar dan Tegar

Dalam perang Uhud, sebagian pejuang Islam, termasuk Sayyidina Hamzah, gugur sebagai syahid. Tersebar berita, Rasulullah saw. juga syahid. Setelah perang Uhud usai, para wanita Madinah berangkat menuju Uhud. Kedatangan mereka disambut Rasulullah saw. Saat itu, Zainab saudari Abdullah bin Jahsy menemui Rasulullah saw. Lalu Rasulullah saw. bersabda kepadanya, Sabar dan tegarlah! Ia bertanya, Atas apa? Atas kesyahidan saudaramu, Abdullah. Zainab menjawab, Kesyahidan baginya adalah menyenangkan. Rasulullah saw. bersabda, Bersabarlah! Atas apa? tanya Zainab. Atas kesyahidan pamanmu, Hamzah. Kita semua berasal dari-Nya dan kepada-Nyalah akan kembali. Selamat atas maqam syahadah yang telah diraihnya, jawab Zainab. Rasulullah saw. bersabda, Sabar dan kuatkanlah dirimu! Atas apa? Jawab Zainab. Atas kesyahidan suamimu Mash ab bin Umair. Tatkala mendengar jawaban ini, Zainab langsung menangis dengan keras dan memilukan. Rasulullah saw. bersabda, Kedudukan suami di sisi istri sedemikian tinggi sehingga tak seorang un yang mampu menyamainya. Namun, Zainab menjawab mereka yang menanyakan, Mengapa berkenaan dengan suamimu engkau menangis sedemikian rupa, Zaenab menjawab, Tangisanku bukan karena suamiku yang sesungguhnya telah berhasil mendapatkan anugerah kesyahidan dan keridaan Rasulullah saw. Tangisanku dikarenakan anak-anak yatimnya, aa yang harus kukatakan kepada mereka tatkala mereka mencari ayahnya? Sumber dikutip dari: Muhammad Muhammadi, Cerita-Cerita Hikmah

Keimanan Nabi Ibrahim a.s. kepada Allah SWT.

Nabi Ibrahim a.s. sebelum menjadi rasul, baginda mencari siapakah sebenarnya Tuhan alam ini. Walaupun dia masih belum tahu Allah, tapi dia tahu tindakan bapaknya dan masyarakatnya yang ketika itu menyembah batu-batu berhala adalah salah. Mana mungkin batu yang tidak boleh bergerak dan bercakap dijadikan Tuhan. Lalu baginda bertanya, sebagaimana Surah Maryam: 41-48 yang artinya, Wahai bapakku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak bisa mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolongmu sedikit pun? Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah engkau menyembah setan, sesungguhnya aku khawatir bahwa engkau akan ditimpa azab dari Tuhan yang Maha Pemurah, maka engkau menjadi kawan bagi setan. Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, niscaya kamu akan kurajam dan tinggalkanlah aku untuk waktu yang lama. Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu. Aku akan memintakan ampun untukmu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan apa yang kamu seru selain Allah dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku. Ketika malam telah menjadi gelap, ia melihat sebuah bintang dan kemudian berkata, inilah Tuhanku. Tetapi ketika bintang itu tenggelam, maka ia berkata, Aku tidak suka kepada yang tenggelam. Kemudian ketika ia melihat bulan terbit, maka ia berkata, Inilah Tuhanku. Tetapi setelah bulan itu terbenam ia berkata, Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat, Selanjutnya ketika ia melihat matahari terbit, ia berkata, Inilah Tuhamku, ini yang lebih besar. Maka ketika matahari itu terbenam ditelan kegelaan, ia tidak percaya lagi. Nabi Ibrahim a.s. sangat kecewa. Lalu baginda bersungguh-sungguh berdoa agar dipertemukan dengan Tuhan. Baginda tidak ingin jadi orang yang tidak mendapatkan dan termasuk hidayah. Orang yang sesat. Dan pada suatu hari, Allah SWT. telah menurunkan wahyu yang memperkenalkan Allah SWT. sebagai tuhan melalui tanda-tanda keagungannya. Kemudian nabi Ibrahim a.s. berkata, Hai kaumku, sesungguhnya aku melepaskan diri dari apa yang kalian persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. Dan demikian Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan di bumi. Dan Kami memperhatikannya agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin. (QS Al An’am: 75) Sumber dikutip dari Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi

Al Quran dan Kata-Kata Ash Shabib bin Abbad

Wazir Ash Shabib bin Abbad berdebat dengan seorang tokoh Yahudi di kota Ar Rayi tentang kemikjizatan Al Quran. Laki-laki ini berbicara panjang lebar memperdebatkan dan mempertanyakan kebenaran Al Quran sehingga Ash Shabib nyaris naik pitam. Ketika orang Yahudi itu melihat gelagat demikian, ia kemudian berkilah untuk menenangkannya sambil berkata, Ash Shabib, mengapa engkau marah? Bagaimana mungkin Al Quran menjadi tanda bukti dan petunjuk atas kenabian dan mukjizat dari sudt keteraturan dan susunannya? Jika para ahli balaghah, sebagaimana yang engkau kemukakan tidak mampu. Ketahuilah! Aku mempercayai diriku sendiri dan aku katakana bahwa tulisanmu dan kata-katamu serta karanganmu, baik rosa maupun puisi atau yang lebih dari itu, atau dekat dengan itu, bagiku semuanya tampak bukan sesuatu yang lain. Mendengar kata-katanya demikian, Ash Shabib bin Abbad menjadi reda dan tenang kembali seraya berkata, Tidaklah demikian pula kata-kata kami, meskipun ungkapannya padat berisi, jelas dan tajam, namu Al Quran memiliki kelebihan yang tidak data diabaikan! Ini semua ia kemukakan sementara perasaannya telah kembali normal dan kemarahannya telah adam disertai perasaan kagum yang telah merasuk dalam jiwanya dan kegembiraan menguasai raut mukanya, karena ia melihat kata-katanya menjadi penyebab keraguan terhadap orang-orang Yahudi yang berusaha mencari kilah sedemikian rupa dan sikap permusuhan keras serta kegigihan mereka menentang Al Quran. Maka yang demikian itu juga akan menjadi penyebab keraguan bagi orang-orang Nasrani karena mereka lebih lembut daripada orang Yahudi. Dikutip dari : Hani Al Haj, 1001 Kisah Teladan