I made this widget at MyFlashFetish.com.

Selasa, 01 Mei 2012

Ajal Manusia

Al kisah seorang pemuda nekat hendak bunuh diri karena dililit hutang dan tidak sanggup untuk membayarnya. Pada suatu hari, dia pergi ke suatu tempat yang sepi, di sana ia membuat simpul tali pada sebatang ranting pohon nangka lalu memasukkan lehernya ke dalam jeratan tali tersebut dan menendang batu yang dipakai untuk pijakan kaki. Begitu tubuhnya tergantung, ternyata ranting itu patah karena tidak kuat menahan berat badannya, maka jatuhlah pemuda itu persis di atas timpukan tahi kerbau. Kurang ajar! Mati yang aku cari, malah tahi kerbau yang aku dapat, umpatnya. Keesokan harinya, pemuda itu mencoba lagi. Kali ini dia menunggu mobil yang melaju kencang di tiungan curam, di bawahnya terbentang jurang yang dalam. Pada suatu malam, dari kejauhan lewat bis penumpang yang dipacu sopirnya untuk mengejar tambahan penumpang, begitu bis sudah dekat, dia melemparkan dirinya ke tengah jalan agar terlindas oleh bis itu. Akan tetapi, yang namanya belum ajal berpantang untuk mati sopirnya awas melihat ada orang terlempar ke jalan, ia membanting stir arah ke kanan. Lantaran terlalu patah banting stirnya, bis itu tidak dapat dikendalikan langsung bis itu masuk jurang semua penumpang dan sopirnya tewas. Dengan wajah murung pemuda itu menggumam sakin kesalnya. Akhirnya dia mencari jurang lain, di situ ia terjun sambil memejamkan matanya. Ternyata bukan di jurang yang dalam dia terhempas, hanya sebidang kebun teh yang rimbun. Ia cuma luka ringan dan ditolong oleh seorang janda cantik dan kaya pemilik kebun itu. Setelah pemuda tersebut sembuh, si janda muda itu tertarik lalu mengajak pemuda itu untuk menikahinya. Tiga tahun kemudian mereka menjadi suami istri dan bahagia. Si pemuda lupa akan niatnya hendak bunuh diri, bahkan sekarang menjadi takut mati. Pada suatu malam, ia bermimpi didatangi oleh malaikat maut. Kepadanya malaikat maut berkata, Besok jam sembilan pagi engkau akan mati. Ia terbangun dan ketakutan, ia ingin segera lari dari tempat itu untuk menghindari malaikat maut. Tanpa berpikir dan tanpa pamit kepada istrinya, ia memacu mobilnya dengan kencang di jalanan. Ketika melewati tikungan tajam tempat tiga tahun yang lalu sebuah bis terjerumus ke dalam jurang akibat ulahnya, ia makin takut sebab saat itu pas jam sembilan. Akibatnya, ia tidak dapat mengendalikan stirnya karena slip dan pemuda itu jatuh ke dalam jurang. Pemuda itu mati seketika. Oleh karena itu, kematian jangan dicari, tetapi jangan pula ditakuti. Mereka yang mencari kematian berarti menyia-nyiakan hidup. Itu adalah dosa besar. Sumber: K.H. Abdurrahman Arrosi, 30 Kisah Teladan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar